ANDA yang bertubuh sehat saja pasti agak merasa aneh jika sahabat anda menceritakan bagaimana rasanya saat ia terserang asma.
"Rasanya itu seperti dada kita dililit dengan tali yang kencang, seperti lilitan ular yang makin lama makin kencang.Rasanya seperti mau mati, kehabisan nafas. Kalau tidak cepat-cepat disem-prot dengan obat semprot asma yang biasa kupakai, entah apa jadinya." Lalu kita pun men-jawab.
" Ah, apa betul, seperti itu ?" Sahabat kita yang tersinggung pun tak mau kalah membalas sengit,
"Eh, asal tahu aja, asma itu penyakit yang berhubungan dengan saluran nafas. Coba bayangkan bagaimana kalau saluran nafasmu tiba-tiba ter-sumbat sesuatu atau karena ada suatu sebab, tiba-tiba udara yang biasanya dengan lempang lewat eh malah tersendat atau bahkan tidak bisa lewat sama sekali. Coba lihat apa jadinya kalau paret depan rumahmu tersumbat."
Pikir punya pikir, apa sih asma itu ..? Asma adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh peningkatan respon dari saluran napas ter-hadap bermacam-macam rang-sangan yang ditandai dengan penyempitan saluran napas diser-tai keluarnya lendir yang berle-bihan dari kelenjar-kelenjar di dinding saluran napas, sehingga menimbulkan gejala batuk, mengi dan sesak.
Penyempitan saluran napas dapat sembuh dan kembali seperti semula secara spontan dengan atau tanpa obat. Pada penderita asma menahun, biasanya mereka senantiasa membawa alat pelega nafas atau obat semprot asma ke mana pun mereka pergi. Hitung-hitung ya jaga-jaga kalau sean-dainya tiba-tiba ia terserang asma saat berada di jalan.
Agar mudah memahaminya, kalau kita batuk atau sesak napas berulang dengan penyebab yang sama, atau diwaktu yang sama, atau situasi yang sama, dan hilang timbul dengan menggunakan obat atau tidak, maka kita sebut sebagai asma.
Kita jangan merasa terganggu dengan istilah "asma". Sebab apabila anak kita yang bertahun-tahun batuk berulang kita sebut sebagai "batuk kronis" atau "bronchitis" maka penang-angannya jadi salah. Bila asma disebut bronkhitis, pengobatan utamanya adalah antibiotic, padahal asma tidak butuh anti-biotik. Antibiotik baik untuk membasmi bakteri pada bron-khitis, tapi tidak ada manfaatnya terhadap asma.
Asma tidak dapat sembuh total, tapi bisa dikontrol. Dengan de-mikian maka penderita asma sekalipun tidak menunjukkan gejala, mampu bekerja atau bermain tanpa perlu merasa terbatasi. Penggunaan obatpun dapat diminimalisir selama tidak pernah serangan berat serta tidak ada kelainan.
Mengapa timbul asma?
Timbulnya gejala asma se-perti batuk, sesak napas dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang tidak spesifik, seperti udara dingin, polusi, perubahan tekanan udara, faktor psikis dan kelelahan.
Apapun penyebab dasar mun-culnya, gejala asma adalah menyempitnya saluran nafas (bronchus), pembengkakan per-mukaan saluran nafas (edema bronchus) dan berlebihannya produksi lendir (hipersekresi).
Gejala asma adalah sesak napas dan batuk yang berulang. Untuk mengetahui berat ringan-nya serangan asma, penting juga untuk memperhatikan seberapa sering, lama dan seberapa hebat-nya serangan. Dan seberapa lama si pasien bebas serangan.
Sedangkan untuk mengetahui penyebabnya, perhatikan waktu atau kegiatan penderita sebelum mendapat serangan. Pikirkan, misalnya udara, rokok, makanan/minuman, debu, kegiatan fisik, infeksi, obat-obatan dan lain sebagainya. Perlu juga dibuat catatan, sehingga kita mendapat gambaran jelas tentang pe-nyebabnya. Atau apakah dalam keluarga, biasanya mempunyai riwayat asma atau alergi.
Memang sih penderita asma tidak disarankan melakukan perjalanan seorang diri apalagi melakukan kegiatan yang ter-masuk berbahaya seperti men-daki gunung. Takutnya, mana tahu saat ia sedang asik menyetir atau mendaki gunung yang menanjak, tiba-tiba asmanya datang me-nyerang dan si pasien tidak sempat mengambil obat semprot pelega nafas. Mana tahu si pasien tiba-tiba jatuh saat asmanya datang, kan gawat. Maka itu, penderita asma perlu ditemani kemanapun ia bepergian.
Penanganannya ada dua ma-cam, yang sama-sama penting, tergantung berat ringannya serangan yang timbul.
Pertama, non farmakologik (pengobatan tidak dengan obat-obatan).
1. Pendidikan pada penderita mengenai penyakitnya sehingga dia dapat menyikapi penyakitnya dengan baik. Ingat, " asma hanya bisa dikontrol, belum ada obat yang bisa menyembuhkan" sehingga bila penderita mema-hami seluk beluk penyakitnya, sedikit tidaknya ia akan meng-hindari berbagai kegiatan yang termasuk dalam katagori pan-tang ia lakukan dan dengan pendidikan asma yang dida-patnya, ia jadi tahu apa yang perlu dilakukannya kalau asmanya menyerang.
2. Menghindari penyebab/ pencetus serangan (allergen), dan kontrol lingkungan hidupnya. Tentu saja, untuk mengetahu penyebab asma, si penderita perlu melakukan pencatatan mengenai kegiatan sehari-hari dan saat ia berada dekat apa, maka asma-nya muncul, dengan mencatat, sedikit tidaknya ia akan tahu penyebab asma dan bisa meng-hindarinya.
Memang cukup lama waktu yang dibutuhkan untuk mencatat dan memperhatikan kehidupan sehari-hari yang rutin, namun sekali si penderita mengetahui pencetus asma maka ia memiliki peluang yang lebih besar untuk menghindarinya sehingga sera-ngan asmanya pun pasti akan banyak berkurang.
Memang cukup lama waktu yang dibutuhkan untuk mencatat dan memperhatikan kehidupan sehari-hari yang rutin, namun sekali si penderita mengetahui pencetus asma maka ia memiliki peluang yang lebih besar untuk menghindarinya sehingga sera-ngan asmanya pun pasti akan banyak berkurang.
3. Latihan relaksasi, kontrol terhadap emosi dan lakukan senam atau olah raga yang bermanfaat memperkuat otot pernapasan, misalnya berenang.
Namun, si penderita tetap perlu diawasi karena siapa tahu sera-ngan asmanya muncul saat ia sedang berenang. Kalau ada yang mengawasi kan si penderita selain merasa tenang juga kalau ada apa-apa, ada yang bisa lekas menolongnya. Tentu gawat, apa-bila serangan asma terjadi dan kebetulan tidak ada yang mem-perhatikan, bisa mati tenggelam dong si penderita asma tadi.
4. Fisioterapi, sehingga lendir mudah keluar. Latihan relaksasi dan fisioterapi mesti rutin dila-kukan. Bila teratur dilakukan, mudah-mudahan jalan nafas penderita asma bisa agak normal sehingga ia tidak merasa tercekik atau kehabisan nafas kalau serangan asmanya datang.
Pengobatan yang kedua adalah secara farmakologik atau meng-gunakan obat-obatan.
1. Obat pelonggar nafas, mi-salnya salbutamol, aminofilin.
2. Obat pemelihara saluran nafas, misalnya prednisone, dexametason dan lain-lain.
3. Pengencer lendir, misalnya bromhexin, ambroxol dan lain-lain.
Meski tersedia obat-obatan peringan asma, ada baiknya bila saat mengetahui kita memiliki asma, kita lebih mengendalikan emosi dan rutin melakukan berbagai latihan agar serangan asma berkurang. Obat semprot pelonggar saluran nafas lumayan mahal, lho. Ada yang sampai di atas Rp 200 ribu-an.
Sekilas memang, penderita asma ringan bahkan tidak perlu obat apapun karena serangan asma itu bisa hilang sendiri, namun bagi penderita asma berat atau menahun, ada baiknya mereka lebih cermat dalam menjaga kesehatan diri. (analisadaily)
0 komentar:
Posting Komentar